Renungan di bulan Ramadhan

Syaikh Ali Al-Tantawi rahimahullah mengatakan :

Renungan di bulan Ramadhan

“Aku pernah duduk di bangku sekolah dasar demi masa depan, kemudian aku belajar di jenjang SMP juga demi masa depan.”

Setelah aku bekerja mereka mengatakan, “Menikahlah demi masa depan”. Setelah menikah, mereka mengatakan lagi, “Segeralah punya momongan (anak keturunan) demi masa depan”.

“Dan saat ini, ketika aku menulis kata-kata ini umurku telah mencapai 77 tahun, dan aku masih menunggu masa depan tersebut.”

Masa depan adalah titik merah yang tak akan pernah kita capai. Karena bila kita mencapainya, masa itu berubah menjadi masa kini, lalu kita akan menghadapi masa depan berikutnya dan begitu seterusnya.

Masa depan yang sesungguhnya adalah, “Ketika engkau membuat Allah ridha kepada-mu, lalu engkau selamat dari neraka-Nya dan meraih surga-Nya”.

Dalam suatu kesempatan beliau juga pernah bercerita : “Aku tetap konsisten membaca sejak pertama kali aku belajar membaca, walaupun di masa itu, aku masih kecil. Selama 70 tahun selanjutnya atau kurang sedikit, aku memanfaatkan kebanyakan waktu-ku untuk membaca.”

Maka coba kalkulasikan sendiri berapa halaman yang telah ku-lahap semenjak pertama kali menelaah buku hingga dalam rentang waktu tujuh puluh tahun.

Link Artikel:  Umroh Oktober 2022 , Umroh November 2022 , Umroh Akhir Tahun 2022 , Umroh Ramadhan , Paket umroh Agustus

Syaikh Muhammad Ali bin Musthafa Al-Tantawi rahimahullah pernah ditanya tentang kata-kata bijak terindah yang pernah dibacanya, beliau menjawab, “Aku telah membaca lebih dari 70 tahun, namun aku belum pernah menemukan kata-kata bijak yang lebih indah seperti apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnul Jauzi rahimahullah :

إن مشقة الطاعة تذهب، ويبقى ثوابها.
وإن لذة المعاصي تذهب، ويبقى عقابها.
كن مع الله، ولا تبالي، ومد يديك إليه في ظلمات الليالي.

“Sungguh letihnya ketaatan akan hilang, yang tersisa hanyalah pahalanya. Dan sungguh keenakan maksiat akan hilang, dan yang tersisa hukumannya. Maka teruslah bersama Allah, dan tidak perlu peduli pada ucapan manusia dan konsistenlah dalam membentangkan tangan-mu dalam berdoa kepada-Nya di kegelapan malam.”

Begitulah nasehat bijak dari beliau.

Allah Ta’ala berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذٕائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّما تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيامَةِ ؛ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فازَ ؛ وَمَا الْحَياةُ الدُّنْيا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dan sungguh pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasan kalian. Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan sesaat yang menipu.” (QS. Ali Imran 185)

Syekh Ali Al-Tantawi rahimahullah wafat di malam Jum’at, tanggal 3 Rabi’ul Awal 1420 H atau 18 Juni 1999 M, beliau dikuburkan di satu pekuburan di Mekkah setelah dishalatkan di Masjidil Haram.

Bila kita membaca tulisan dan buku-buku beliau, kita mendapati seakan akan beliau sedang berbicara di hadapan kita.

Itulah keberkahan ilmu dan keindahan dari sastra bahasa yang beliau utarakan, sehingga memudahkan orang lain untuk memahaminya.

Pembaca yang Berbahagia, biasakanlah untuk merenung dan menulis, semoga tulisan kita bisa bermanfaat sepeninggal kita nantinya dan menjadi Renungan di bulan Ramadhan

Hendaknya kita memperbanyak doa agar Allah membebaskan diri kita dan keluarga kita dari api neraka..

Penulis : Ustadz Jundi Abdullah, Lc., MA

paket umroh agustus 2023 , Badal Umroh bulan syawal , badal haji 2023 , Umroh Reguler , Umroh plus Turkey

Tags: Renungan di bulan Ramadhan